Thursday, February 22, 2018

Sebuah kesalahan

Malam yang mencekam

Tepat jam 01:00 pagi hari aku memulai perjalanan pulang kekotaku. Perjalanan yang tidak terlalu panjang sekitar 380 kilo dari kota tempatku berangkat, suasana pagi yang masih sangat gelap dan ditambah turunnya hujan yang agak deras memaksaku terhenti ditengah perjalan. Jalanan pas itu begitu gelap dan hampir tak ada kendaraan berlalu lalang diantara trotoar yang basah terkena hujan. Memang sangat salah ketika aku harus berangkat pulang kekotaku begitu pagi bahkan belum subuh.

Kepulanganku waktu itu tidaklah dengan rencana. Melainkan kecerobohan dan ketidak sabaranku dalam berfikir dan melakukan.  Aku sendiri tidak yakin kenapa aku bisa berangkat di jam sepagi itu. Jam dimana orang orang sedang enak enaknya beristirahat. Ditambah dengan derasnya air hujan yang turun. Menabah relaksasi ketika tidur menjadi sangatlah nyaman.

Ini adalah bentuk kecerobohanku yang tidak berfikir lebih dahulu sebelum bertindak. Dan selesainya hanya ada penyesalan kemudian muncul kata seandainya dan kalau saja. Hujan begitu deras kala itu. Mengguyur pagi yang begitu gelap. Dan aku masih di beri keberuntungan masih bisa berteduh di mini market seberang jalan. Sungguh aku tak bisa berfiikir lagi.

Ditengah kota sendirian dipinggir jalan dimbah dengan deras hujan menjadi suatu pengalaman yang menarik bagiku. Dan ini adalah pengalaman menarik yang untukku jika di beri kesempatan mengulanginya lagi. Aku tidak akan pernah mau.

Perjalananku masih sangat panjang, sekitar 180 kilo dari tempatku berangkat. Dan pagi itu menunjukkan pukul 03:15  hujanpun masih deras mengguyur jalanan. Ingin sekali aku terlelap diantara badan yang sudah mulai lemas dan mata yang tak kuat untuk menahan kelopak mata tertutup, tapi keadaan memaksaku untuk tidak melakukannya, sementara kondisi jalanan yang masih teramat sepi. Dan aku membawa sepeda motor. Aku tak ingin sesuatu yang buruk terjadi. Dan akupun harus tetap terjaga diantara kelelahanku sendiri.  "Sungguh aku tak ingin mengulangi hal sperti ini" dalam hati aku terus mengucapkan kalimat itu.

Lama aku menunggu hujan ini redah. Namun hujan masih saja deras, dan aku harus sabar dan menunggu. Kebosanan menyelimutiku diantara hasrat yang begitu lelah. Angan angan mengeringkanku. Tetesan suara hujan menggangguku. Aku begitu menyesal waktu itu. Tapi mau bagaimana lagi itu semua sudah terjadi.


Waktu terus berjalan dan hujan terus mengguyur. Jalan mulai banyak kendaraan berlalu lalang. Dan Bukan pula kendaraan bermotor namun truk truk besar yang memiliki roda sebesar sepeda motorku yang menguasai jalanan pagi yang hujan itu.  Dan aku masih saja berada dipinggir jalan mencoba menghindar dari stiap tetes demi tetes air hujan yang turun.
Kendaran besar besar itu melaju dengan begitu kencang kencangnya. Sampai aku yang sedang bertedu merasa takut jika harus dijalan dan bersampingan dengan truk truk besar itu.  Dan seketika itu pagi terasa semakin menegangkan. Sungguh aku begitu merindukan cahaya matahari pas ketika rasa takut dan kekhawatiranku kepada gelap ini semakin menikamku.

Akhirnya akupun mulai sangat bosan untuk menunggu yang kemudian aku ingin melanjutkan perjalanan pulangku, hujan sudah tidak aku pedulikan sekalipun dingin mengacam, karena memang tidak ada jalan lainn dan aku tidak mungkin mnunggu hujan itu sampai selesai. Badanku juga sangat lelah, dan sangat menginginkan untuk bisa istirahat dan terlelap diantara kamar yang hangat dengan ditutupi selimut yang halus.


Dan akupun memulai perjalananku kembali dengan hujan deras dan semakin deras.
1 jam setengah untukku bisa sampai rumah dan aku harus melakukakannya untuk mendapatkan istirahat yang aku inginkan.

Pesanku dalam Artikel ini. Sebelum melakukan aktivitas atau apapun itu. Fikirkan dengan sungguh sungguh. Lalu baru lakukan. Jangan melakukannya baru berfikir. Seperti aku.
Karena penyesalan selalu datang di akhir.
Semoga cerita ini bermangfaat. Bagi kalian yang membacanya...

No comments:

Post a Comment

Kisah romantis || cerita tentang dia