Wednesday, February 14, 2018

awal yang tak terduga

Harus ada yang pertama untuk segalanya
Awal dari pertemuanku dengan seorang wanita yang berparas sangat cantik dalam penglihatanku, bertemu dalam sebuah acara kegiatan kampus yaitu ospek universitas yang berlanjut aku memiliki rasa kagum terhadapnya, dan timbullah rasa ingin memiliki saat setelah aku ketahui bahwa dia adalah seorang wanita dengan kepribadian sederhaana, dan tak memiliki wajah kenakalan sama sekali.
Tak lama dalam acara itu yang berketepatan aku adalah sebagai ketua pelaksana acara yang pasti hampir seluruh peserta ospek sudah mengenalku tak terkecuali dia wanita yang aku inginkan itu, lewat dari acara yang sudah berakhir akupun mulai mendekati dia dengan modal keberanian, aku memberanikan diri untuk berjalan mendekatinya dan bertanya, siapakah nama wanita itu? yang ternyata baru setengah perjalanan rasa maluku datang hingga tak jadilah aku tau nama wanita itu.
Satu hari saat setelah acara itu selesai aku masih mencari sosok wanita yang aku idamkan itu, dan memang sedikit sulit untuk aku menemukannya seolah keberuntungan masih tidak berpihak kepadaku, kecewa yang aku alami sama sekali tak mematahkan semangatku untuk mencari sosok wanita yang aku anggap sebagai kesempurnaan makhluk di dalam pandanganku.
Haripun berlalu dan informasi tentang diapun sudah mulai terdengar jelas ditelingaku, sudah mulai ada gambaran pula aku untuk bisa bersamanya, hari yang aku tunggupun datang hari dimana saat organisasi yang aku gandrungi sudah waktunya merekrut anggota baru dan ternyata tak salah, semua yang aku bayangkanpun akhirnya terjadi, diapun ternyata mendaftarkan dirinya dalam organisasi yang aku gandrungi itu.
Tak lama selepas formulir pendaftaran sudah diserahkan, disinilah waktuku untuk mencari informasi lebih dalam tentang wanita itu, yang akhirnya akupun menemukannya, lembar formulir yang tertulis namanya, Adelia adalah nama wanita yang aku cari wanita yang aku idamkan, wanita yang aku puja pujakan, dialah orangnya.
Aku sudah mendapatkan semua informasi tentangnya termasuk juga nomer telfonnya, dan akupun tak membuang buang waktu, aku lansung saja menghubungi nomer itu, diapun mengangkat telfonku.
“Hallo?" terdengar dalam spiker kecil mikrofon handpondku, akupun menjawab kata kata itu dengan grogi, aku mengatakan.
''Hallo… apa ini Adelia?" dengan suara terputus putus tanda bahwa aku sangat grogi saat mendengar suara pertamanya, dan diapun dengan suara halus dia menjawab pertanyaanku.
"Iya saya Adelia, ini siapa?" akupun menjawab.
"Ini aku Fahri, kakak tingkat yang pada saat ospek menjadi Ketua pelaksanya"
Sungguh begetar tubuh ini saat mendengar suaranya, kosakata menjadi tak tertata saat aku mendengar suara nyaring dan jelas itu, lanjut diapun menanggapi pembicaraanku.
"Oh… kak Fahri, ada apa kak? kok sampek menghubungi Adel!"
"tidak apa-apa Del," sunggu tidak jelas semua kata kataku, aku dibikin bodoh olehnya, aku berkeringat menghadapi suara yang keluar dari ponsel genggamku, tak lama aku berfikir apa memang aku telah jatuh cintah kepadanya? fikiranku yang lainpun muncul mengelak pemikiranku yang pertama tadi tidaklah mungkin aku sudah mencintainya, kau baru saja bertemu dengannya.
Kepalaku terasa panas saat telfon sudah aku tutup tak melanjutkan percakapan, seperti ada perdebatan besar dikepalaku yang kedua belah pihaknya tidak ada yang mau mengalah. telfon sudah tidak aku lanjutkan dan akupun mulai beralih cara untuk mendekatinya, aku mulai mencoba untuk sms nomernya,dan kamipun melanjutkan percakapan via sms, yang pada akhirnya kamipin sudah mulai dekat dan mulali tidak ada kecanggungan lagi saat berkomunikasi.
Hari demi haripun sudah berganti dan akupun sudah terikat janji, aku sudah berjanji ingin mengajaknya untuk jalan-jalan kesuatu tempat yang pasti belum pernah ia kunjungi sebelumnya, aku mengajaknya kesuatu tempat yang sering aku namakan tempat itu adalah tempat ketenangaku, tempat yang memang begitu indah dan banyak ketanangan disana, bahkan untuk orang yang baru pertamakali melihat tempat itu pasti akan sangat terkejut dengan adanya tempat seindah itu dan akan sulit pula untuk melupakan bila mana sudah beranjak pulang dan pergi dari tempat itu, selepas aku ingin menjemputnya timbullah rencana lain yang dalam rencanaku itu aku ingin menjadikannya pasangan dalam hidupku, menjadi wanitaku yang seutuhnya.
Dan sampailah aku didepan kosnya, tak begitu lama aku disitu karna memang dia sudah lama menungguku, kamipun langsung berangkat, sesampainya kami ditempat yang kami tuju, sungguh dia terngangah kagum dengan keindahan tempat itu, akupun merasa senang saat melihat dia menyukai tempat yang aku janjikan kepada dia dan kamipun lanjut mengelilingi tempat indah itu, dengan berjalan pelan kami banyak bercerita tentang pengalaman kami semasa saat sebelum kami kuliah saat ini, kami juga saling menanya tentang kebiasaan yang disukai, dan aku sangat menikmati pertemuanku dengan dia saat itu, tak terasa sudah hampir satu jam kita berjalan-jalan mengitari tempat indah itu, yang pada akhirnya kamipun merasakan sedikit haus dan akhirnya kamipun mencari kaffee terdekat.
Sampai pada kaffe yang kita cari sudah kita temukan, kita langsung saja tanpa membuang waktu duduk sejenak di kaffe itu yang kemudian kami memesan minuman yang sama, sedikit aku tersenyum karena untuk kesukaan dalam hal kuliner aku dengan dia hampir sama persis, dan akupun mulai mengawali pembicaraan, aku langsung kepada topik pembicaraan yang memang sudah aku rancang sebelumnya,dan langsung aku tanyakan apa dia sudah memiliki pendamping hidup (pacar) atau masih sendiri, aku merasakan bahwa aku memang sedikit agresif untuk jalan pertamaku dengannya aku sudah menanyakan hal itu kepadanya, yang akhirnya diapun menjadi sedikit canggung didepanku, dan aku mulai bingung dengan sikapnya yang langsung berubah, apa mungkin pertanyaanku tadi salah? tak lama dari kecanggungannya diapun mulai membuka mulut, yang di dalam hatiku aku berharap dia menjawab kalau dia masih kosong dan belum ada satu hatipun yang mengisi ruang kosong di sudut hatinya.
“Aku bingung ka mau jawab apa!” ujar dia sambil menundukkan kepalanya dan tidak melihat wajahku,
“adel kenapa binging?”
”adel belum bisa bahas itu untuk yang sekarang ini ka, mungkin lain kali.”
Hati ini sangat dibuat penasaran dengan jawaban itu, sungguh harapan yang aku miliki masih belum pasti dan masih mengambang mengiringi derasnya air.
Akupun langsung mengalihkan pembicaraan dengan harapan dia tidak diam saja saat jalan bareng bersamaku di sini. Dan akhirnya kamipun membuka pembahasan baru yang didalam pembahasan itu kami ingin saling mengenal lebih dalam dan lebih mengerti latar belakang satu sama lain.
Tak begitu terasa sudah setengah jam kami lalui di kaffe ini yang kemudian kamipun mulai beranjak pergi, di karnakan hari di rasa sudah mulai menunjukan warna gelapnya. Dan memang sudah waktunya Adel sudah harus pulang karena dikosnya juga tidak boleh untuk pulang terlalu malam.
Kamipun mulai pulang dengan di iringi angin senja yang menyelimuti kulit tipis kami, terasa hangat memang apalagi di tambah dengan adanya wanita yang aku sukai dibelakangku, kami tak banyak bicara saat perjalanan pulang, karena kami memang sepertinya sudah sama sama lelah sehabis jalan jalan tadi.
Dan akhirnya sampailah juga kami di kosnya Adel yang kemudian Adel langsung turun dari kendaraanku untuk pamit lalu langsunglah masuk Adel kekosnya yang kemudian dia sudah harus istirahat untuk menyiapkan tenaga buat kuliah di pagi hari esok, akupun mulai beranjak pergi dari kosnya Adel dan menuju kekosku sendiri, dengan di temani perasaan bahagia akupun pulang.
Malampun sudah mulai berganti dengan mentari yang sudah mulai nampak kembali, pagi yang begitu cerah yang di mana aku sudah harus bergegas untuk memulai kuliahku dipagi ini, dalam hati ini mulai berharap semoga hari ini aku bisa dipertemukan dengannya lagi.
Akupun sudah sampai kampus dan sudah mau mulai mata kuliah pertamaku di pagi hari ini, di perkuliaanku pagi ini aku dibuat sedikit bingung degan fikiranku tidak ada ketenangan dalam menjalani kuliahku di pagi ini karena aku terus memikirkannya, sungguh perasaan ini sangat mengganggu perkuliahanku tapi disisi lain aku sangat menyukai perasaanku ini, dalam setiap pandangan aku hanya melihatnya, aku sudah dibuat buta oleh wanita itu.
Jam kuliah pertamapun selesai dan aku masih punya jedah waktu dua jam untuk istirahat dan melanjutkan jam kuliahku kedua nanti, akupun mulai keluar kelas lalu menuju kekantin sesampainya aku di kantin aku langsung mengambil ponselku yang ada di dalam tas dan aku berharap awalku membuka ponselku semoga ada sms dari dia.
Mulai kubuka ponsel yang sudah ada dalam genggamanku dan dugaan keinginanku benar, dia benar benar mengirim sms kepadaku, sudah kubuka dan tertulis ucapan selamat pagi dari dia, akupun tak membuang buang waktu lagi langsung segera aku balas sms darinya, tapi tidak ada balasan yang mungkin dia masih dalam jam kuliahnya.
Akupun mulai melanjutkkan nongkrongku di kantin yang lima belas menit kemudian handpondku berbunyi, dan akhirnya ada balasan dari dia. Dalam jawaban sms darinya ia menjawan ucapan selamat pagiku, dan akupun sungguh sangat senang sekalipun itu hanya menanggapi smsnya, lanjut aku membalas dengan pertanyaan yang menanyakan tentang keberadaannya sekarang dimana?.
Dan diapun menjawab bahwa dia sekarang berada di kos teman satu kelasnya, dan aku kembali bertanya dengan modal perhatian aku bertanya,
“pagi ini Adel sudah sarapan apa belum?” diapun membalas.
“Adel sudah sarapan tadi ka, bareng sama teman-teman, kaka Fahri sendiri sudah makan apa belum?”
“kaka juga sudah kok Del, yaudah yah kaka mau kuliah dulu.” Dan kamipun mengakhiri pecakapan via sms pagi itu.


Apa pantas aku cemburu kepada bayanganmu hanya karna dia selalu lebih dekat denganmu saat engkau sedang bersamaku.
Sudah mulai cemburu itu datang dan rasa sayang yang sudah mulai mengental dari kebersamaan yang sudah tak terpisahkan, belum juga aku memndaptkannya wanita yang aku inginkan itu masih saja belum memberikan jawaban untukku.
Kebimbangan ini mulai muncul, mulai ada rasa ragu dalam hati ini apakah benar dia menyayangiku atau mungkin dia hanya memiliki rasa kasihan terhadapku.
Mulai aku cari jawaban akan kebimbangan yang aku miliki ini, aku mulai tidak percaya dengan keoptimisanku untuk mendapatkannya, hari-hari demi hari aku lalui dengan aktivitas seperti biasa aku jalani hari-hariku, kebosanan dalam penantian jawaban yang tak kunjung datang sudahlah aku alami lama saat menunggu dia menerima permintaanku untuk menjadikannya wanitaku.
Dia masih ragu untuk menerimaku itu yang aku tau, lebih dari penjelasan itu dia tak memberitahuku. Sedikit aku dibuat bingun oleh perasaan ini, belum juga aku mendapatkannya belum pula aku berpacaran dengannya tapi cemburu ini sudah tak tertahan dan sudah muncul dengan sendirinya, aku sangat tidak nyaman dengan perasaan seperti ini seolah aku telah lancang sudah memiliki rasa cemburu terhadapnya, aku malu dengan perasaan ini aku bingung harus bagai mana untuk menghilangkan perasan yang mengganggu ini, yang aku tau prasan cemburu itu timbul karna ada rasa sayang atau dalam tingkatan yang lebih tinggi prasaan cemburu timbul itu karena adanya perasaan cinta, aku memang mencintainya sayang pula aku terhadapnya, tapi buat apa aku mimiliki perasaan seperti ini kalau untuk wanita yang aku sayangi dan cintai saja masih belum tau pasti apa dia memiliki rasa yang sama terhadapku.
Aku tahu rasa cemburu yang aku miliki ini sudah sangat berlebihan dengan setatus kita yang hanya pertemanan aku memiliki perasaan yang leih untuknya, dan peerasaan yang aku miliki ini sangat pintar sekali memprofokasi prasaan cemburu itu dataang dan merusakkan konsentrasiku, cemburu yang aku miliki ini memang bukan dalam kadar yang normal, hanya karna dia memiliki bayangan yang selalu ada diluar tubuhnya aku bisa mencemburuinya.
Saat ini aku sudah sangat bingung tentang bagaiamana cara menghilangkan perasaan cemburu ini, sampai pada aku bertemu dengan temanku, dan akupun mulai menanyakan solusi tentang permasalahanku, temanku ini bernama Ali dia adalah teman baikku, dia juga teman yang sangat pintar menurutku, dan dia menasehatiku tentang permasalahanku, dan diapun menasehatiku bahwa permasalahan yang kau alami bukanlah permasalah yang sulit, karna hampir seluruh manusia pasti pernah merasakan apa itu cemburu.
Akupun disuruh menebalkan niatku dulu dan disuruh untuk menundukkan kepala saat berjalan atau berjumpa dengan wanita yang membuat kecemburuanku muncul, karena perasaan cemburu itu datang bukan karena kita sendiri yang mengundang tapi perasaan cemburu itu dantang dengan sendirinya diikuti waktu dan perisrtiwa yang kita alami, dan bisa di katakan juga bahwa rasa cemburu itu adalah factor alam juga.
Cemburu itu keluar karna kita melihat atau mendengar tentang sesuatu pemicu cemburu itu muncul, jadi kalau mau untuk tidak ada cemburu jangan mencari tau dan jangan melihat pemicu cemburumu itu.
Sampainya aku selesai diberi solusi tentang permasalahanku itu akupun mulai sedikit percaya diri bahwa cemburu yang aku alami dan cemburu yang sudah menggaggu fikiranku akan pasti bisa aku hilangkan dalam hati dan perasaan ini.
Satu minggu aku jalani solusi dari temanku itu dan akhirnya akupun bisa mengontrol rasaku ini, aku mulai terbiasa melihat wanita yang aku sukai beraktifitas dengan teman temannya, akupun sudah mulai nyaman menhadapi kehidupannku ini sekalipun prasaan cinta yang aku miliki ini masih belum bisa diterimanya.
Masiih terus aku dekati dia bahkan bisa dikatakan kalau aku selalu ada untuknya sekalipun aku hanya teman biasa menurutnya aku tak begitu memikirkan itu, karna keyakinanku mengatakan sekuat kuatnya batu itu berdiri akan akan menipis pula jika terkena air hujan terus menerus.
Menuwai hasil dengan memecah kemustahilan dan keinginan yang sudah mulai ingin aku dapatkan
Sudah sangat lama aku dekat dengannya sepertinya sudah saatnya juga aku mengulangi untuk menyatakan perasaanku terhadapnya, aku juga sudah mulai yakin bahwa saat-saat ini dia pasti sudah mau menerimaku keyakinanku tentang itu sudah utuh, dan akupun mulai membuat janji lagi dengannya, aku ingin bertemu dengannya dan segera mengatakan tentang perasaanku terhadapnya.
Dan akhirnya janji itu sudah kami buat, kami akan bertemu disebuah taman kota yang pastinya tidak terlalu jauh jaraknya dengan tempat kuliah kami, dan akhirnya kamipun bertemu ditaman itu, dia datang lebih dulu , menunggu di pinggiran air mancur yang ada ditengah taman dengan baju biru yang ia kenakan sungguh begitu anggun gadis yang aku temui itu, seolah aku masih bertemu pertamakalinya, ini sungguh malam yang sepesial dikarnakan mala mini kami hanya jalan berdua dan sudah seperti pasangan yang menghabiskan waktu di mmalam minggu.
Sesampainya aku bertemu dengannya aku lansung mengajaknya jalan mengitari taman dan mencari tempat yang pas untuk membicarakan rencanaku sebelumnya, semoga saja dia akan menerimaku malam ini,.
Kami sangat menikmati perjalanan di malam itu sempat juga kami berfoto foto di pinggiran tman bungah yang ada di taman itu, sungguh ini malam yang sangat mengasikkan bagiku. Lama berjalan kamipun berhenti sejenak di sebuah patung wanita membawa bunga, sempat aku berfikir apa sekarang saja aku mulai mengatakan tentang perasaanku yang masih belum berubah dari saat pertama kali kita bertemu dan akupun masih mengharapkannya.
Akhirnya akupun mulai memberanikan diri untuk mengatakan perasaanku terhadapnya,
“Del?”’
“iya ka, kenapa?” jawab dia sambil melihatku.
“Adel seneng gak, jalan malam ini sama kaka?” sedikit aku awali dengan basa basi, biar kesannya aku tidak gegabah.
“iyah ka Adel seneng, ini jugakan pertama kalinya Adel main kesini.”
“Oh… syukur deh kalau Adel senang dengan acara jalan-jalan malam ini,”
Masih saja dengan senyum manis dia mengatakan.
“Iyah ka!”
Mulai aku ubah pembicaraan tentang rencanaku sebelumnya,
“oh iyah Del, kaka boleh nanya sesuatu gak ke Adel?”
“iyah ka nanya aja,” ujar dia dengan sedikit ragu, mungkin dia berfikir aku akan menanyakan suatu hal yang aneh aneh.
“Jadi gini Del, kaka sebelumnyakan sudah pernah mengatakan bahwa kaka suka sama Adel, dan Adel masih belum jawab pertanyaan kaka yang dulu sudah pernah kaka tanyakan ke Adel, tentang Adel sekaarang memiliki status apa? kira kira malam ini Adel bisa jawab gak, soalnya kaka masih mengharapkan jawaban itu dari Adel.”
Sedikit termenung dari pertanyaanku tadi, dia mulai diam dan tidak melihatku, dan akupun mengulangi pertanyaanku, karna aku tidak mau gagal untuk malam ini aku sudah harus mendapatkan kepastian darinya.
“Jadi bagaimana Del?”
“iyah ka, Adel ini sebenarnya belum punya pacar ka, tapi…”
“tapi apa Del”
“Adel di rumah sana sudah di jodohkan sama mama Adel, tapi ka Adel minta kaka jangan memberi tau siapa-siapa yah,”
Sungguh remuk hati dan batin yang kumiliki ini aku seolah tersabit sabit pedang di seluruh kulitku, akupun merasa seolah ada dua anak panah yang menembus dadaku, kenyataan yang aku tunggu sungguh menyakitiku, aku sudah tak tau harus bagai mana lagi mulut ini seolah terbungkam dan tak mau terbuka untuk berbicara lagi, aku sangat hancur dengan jawaban Adel, jawaban itu sangat jauh dari kemungkinan kemungkinan yang buat sebelum mengajak Adel pergi malam ini, aku haya bisa dia menghadapi jawaban yang aku tunggu sebelumnya, sampai pada akhirnya Adelpun menegurku.
“kaka kenapa seperti ada yang berubah gitu, apa Adel tadi salah bicara?’’
Aku masih tidak sanggup untuk membuka mulutku, dan akhirnya Adel memukul pundakku, mungkin karena aku terlalu lama melamun,
“kaka kenapa diam saja, kaka kenapa berubah tidak seperti tadi, kenapa kaka diam saja?”
Aku sangat bingung mau menjawab apa untuk pertanyaannya Adel itu, aku bingung apa aku masih harus mendapatkannya, aku aku harus pasrah menerima takdir kalau dia memang sudah tidak akan bisa menjadi miliki untuk seutuhnya, dan akupun mulai menanggapi pertanyaannya Adel, dengan sedikit tersenyum manis aku berpura pura bahwa aku tidak apa apa dengan jawabannya tadi,
“iyah Del, kaka gak kenapa kenapa kok, kaka Cuma sedikit gak enak badan sepertinya kaka masuk angin, Adel masih mau jalan jalan lagi apa mau pulang?”
“aslinya Adel masih betah ka di sini, tapi kaka sepertinya masuk angin, yaudah kalau gitu kita pulang aja yah ka” dengan nada lemas seolah Adel memaksakan ujarannya,
Kamipun akhirnya pulang, dengan perasaan yang terguncang aku hancur dalam perjalanan hatiku teremas remas oleh jawaban ringan wanita yang aku idamkan selama ini, aku sangat bingun dimalam ini apa lagi yang harus aku perbuat kenyataan ini sungguh menyiksa hati dan batinku, aku bingung harus bagaimana lagi dengan wanita yang aku incar itu, belum sempat aku mengaajaknya untuk menjalin hubungan setatus pacaran dia sudah mau dinikahkan, apalagi yang harus aku lakukan, aku harus bagaimana, apa aku harus pergi dalam kehidupannya, sungguh aku tidak akan sanggup bilamana dalam hariku aku masih harus bertemu dengannya, aku juga tak akan bisa untuk berpura pura tidak ada maslah dengannya, yang pada aslinya aku sudah telah di kecewakan olehya.
Malam ini adalah malam terburuk yang aku alami sepanjang aku mengenal wanita, rasa seperti ini baru aku rasakan dimalam ini, di malam yang aku kira aku akan mendapat kebahagiaan yang berlebih ternyata aku malah mendapat kedukaan yang teramat pahit untuk dirasakan. Awal mula aku bertemu dengan wanita idamanku aku sudah sangat beruntung bisa mengenal dia, kalau dalam pribahasa aku seperti sudah kejatuhan duren yang artinya adalah sebuah keberuntungan, tapi yang aku sadari sekarang ini bahwa duren adalah buah yang untuk lapisan kulit luarnya mimiliki duri duri yang tajam dan kuat, dan bilamana aku terkena jatuhan deren itu sudah pasti akan sakit dan membekas lukanya di kulitku, sesuatu yang menurutku itu indah tak selamanya keindahan itu menyertainya seperti halnya bunga mawar, memang indah untuk bunganya, tapi berduri saat ditangkainya, tidak ada suatu hal yang memiliki keindahan itu dengan percuma, semua kindahan itu memiliki kejelekan yang kadang nampak atau tidak, kerna kesempurnaan itu sangat jarang ada dalam kehidupan dunia ini.
Setangkup bungah cerita yang kian merambat di dinding penantian
Duka ini sudah datang tanpa adanya dugaan yang terucapkan kenyataan yang jauh dari keinginan aku sudah terbohongi oleh harapan, penantian jawaban darinya sudah sangat lama aku tunggu dengan harapan jawaban itu akan sesuai dengan keinginanku, tapi mungkin takdir berkehendak lain harapanku berbeda dengan apa yang kuinginkan, aku seolah disiksa dalam setiap hariku bila harus mengingat jawaban yang aku dengar dan sudah aku nanti lama, tapi apalah aku ini, aku hanyalah laki laki biasa yang untuk keistemawahan saja sepertinya aku tidak memilikinya, akupun hanya bisa meratap dalam permasalahanku tabiatku memanga seperti ini selesai dapat masalah, bukanya aku hadapi tapi justru mala aku hindari, aku baru belajar bahwa tentang apa yang kita rencanakan belum tentu bisa sesuai dengan apa yang kita inginkan, setidaknya disini aku sedikit belajar juga tentang apa itu cintal, cinta itu bukan tentang bagaimana cara kita untuk mendapatkan orang yng kita cintai, tapi cinta itu tentang bagaimana cara kita membahagiakan orang yang kita cintai, dan mungkin dengan cara aku melepaskan wanita itu, mungkin dia akan bahagia sekalipun bahagianya bukan bersamaku.
Akupun mulai menerima kenyataan ini, kenyataan yang dimana kisah kasihku tidak bisa aku dapatkan, dan wanita pujaanku sudah sangat tinggi dan akan sangat sulit bila untuk aku gapaikan.sampai pada timbullah keinginan lain untukku mencari wanita lain yang mampu menghilangkan pandanganku terhadap wanita yang sudah tidak mungkin algi aku perjuangkan, sekalipun hati ini sangat berat untuk beralih kewanita yang lain tapi akupun sudah bingun harus seperti apalagi menghadapi semua ini, kemanapun aku pergi dan dalam stiap apapun aktivitasku bayangan wanita itu selalu muncul dan aku sangat merasa terganggu akan itu, wanita yang telah mematahkan pengharapanku dia sudah menghabisiku dengan kenyataan hubungan yang dimilikinya.
Dalam setiap hari yang berlalu akupun sudah mulai membiasakan diri untuk menerima semua kenyataan yang aku alami aku berpura pura tidak ada masalah apapun bila aku bertemu atau hanya papasan dengan Adelia, jarak sudah aku jaga darinya sampai pada diapun sudah mulai merasakan perubahanku kepadanya, dan diapun seolah tidak nyaman dengan perubahanku itu, sangat banyak kecanggungan bila ada waktu yang diwaktu itu aku diposisikan harus bersamanya,
Aku mamang bukan laki-laki yang pandai menutupi permasalahanku aku tau kalau suatu saat nanti Adelia pasti akan sadar bagaimana kecewaku terhadapnya, sekalipun aku tau bahwa dia tidak pernah berfikir bahwa aku memiliki perasaan yang berlebih terhadapnya.
Pas dalam sebuah kegiatan kampus yang dimana kegiatan itu berketepatan dengan malam minggu, aku datang dalam kegiatan itu, akupun berjumpa dengan Adelia, dan dia mengahmpiriku dalam acara itu, aku sedikit kaget dengan kedatangannya karna aku juga sudah tidak begitu mengharapkan bisa bertemu dengannya di kegiatan ini. Aku tau kalau aku masih melihatnya rasa kecewa yang aku alami akan muncul sekalipun rasa itu sudah terkikis dalam ingatannku. Dan akhirnya akupun pergi sebelum Adelia sampai mengahampiriki, aku pura pura tidak mengetahui kedatangannya, sekalipun berat kaki ini melangkah meninggalkannya tapi rasa kecewa yang datang akan lebih sakit bila harus mengingatnya kembali, Adelpun masih mengejarku dan bahkan dia berteriak untuk manggilku, akupun mulai serba salah disini,
“bukankah yang aku hindari ini adalah perempuan yang aku ingin dapatkan dulu, bbukankah aku sangat mencintainya sampai sekarang, kenapa aku bersifat egois seperti ini?” berhenti beranjak dan hatiku mengatakannya.
Akhirnya aku mulai tidak menuruti kemauanku aku harus menemuinya, dan akupun datang menghampirinya dengan wajah tersenyum aku berusaha melihatkan bahwa aku sedang tidak ada masalah dengannya. Aku mulai menegurnya,
“iyah Del, kenapa tadi sampai teriak teriak”
“kenapa kaka sekarang seperti menghindari Adel” dengan wajah bersedih dia meminta kejelasanku.
“bukannya kaka menghindari Adel, hanya saja kaka tidak mau menambah rasa kaka tetrhadap Adel”
Adelpun sedikit bingung dengan jawabanku tadi, ya memang sepertinya dia benar benar tidak mengetahui rasaku yang asli terhadapnya, dan diapun membalas jawabanku tadi.
“maksudnya kaka apa? Adel kurang ngerti dengan jawaban kaka tadi”
Dengan penjelasan singkat aku mencoba menjelaskan tentng apa yang sudah terjadi denganku “’kaka Cuma sayang aja sama Adel, dan kaka ga bisa kalau harus selalu sama Adel, karena kaka takut kalau nanti perasaan sayang kaka ke Adel makin bertambah banyak, dan kaka susah untuk membawa dan mempunyainya”
“kenapa begitu kak? Apa yang salah dengan prasaan sayang kaka kea Del, sampai kaka tidak mau jika Adel harus berada di dekat kaka?”
“tidak ada yang salah kok Del, hanya saja kaka berusaha untuk tau diri saja, kalau Adel itukan sudah ada calon untuk bekal Adel nanti, jadi kaka tidak mau jika harus menganggu hubungan Adel dengan calon yang sudah ditentukan orang tua Adel di rumah”
“kaka sayang sama Adel?”
“iya, kaka sayang banget sama Adel!”
“kalau kaka memang benar sayang ke Adel, kenapa kaka tidak ingin memperjuangkan Adel untuk jadi pendamping kaka!”
“maksudnya?” dengan sedikit terkejut, aku sedikit bingung dengan ungkapannya.
“Adel sayang sama kaka, dan Adel mau jika haru jadi pacar kaka, tentang siapa yang sudah di jodohkan dengan Adel, itu urusan Adel dengan orang tua Adel, itu juga bukan pilihan Adel untuk di jodohkan, tapi itu kehendak mama Adel yang tidak bisa aDel tolak, jadi tidak ada yang salah dengan perasaan kaka ke Adel.” Tersenyum manis dia mencoba meyakinkanku bahwa aku tidak meiliki rasa yang salah untuknya, dan akupun mulai bingun tentang apa yang harus aku lakukan setelah pejelasan ini, apa aku harus melanjutkan rasa yang aku miliki ini, atau aku harus tetap menerima kenyataan bahwa dia memang sudah memiliki calon untuk bekalnya nanti.
Dan akupun mulai meyakinkan bahwa aku harus mendapatkannya, tidaklah seharusnya aku menyerah sebelum berjuang, dan akhhirnya akupun menuruti keinginannya, untuk tidak menjahuinya lagi, dan mau seperti dulu, aku yang selalu ada unntuknya, akupun mulai mendapatkan kebahagiaanku kembali, dan kepercayaanku terhadapnya, dan tentang semua perkiraanku sebelumnya ternyata semuanya salah, aku akan menjalin hubungan dengannya sekalipun dia di jodohkan, aku akan memperjuankannya sekalipun dia suda ada yang memperjuangkan dan aku akan selalu optimis bersamanya, mungkin calon bakal Adel start lebih dulu mendahuluiku, tapi aku yakin bahwa lariku akan lebih cepat darinya. Inilah keyakinanku tentang apa yang aku dapatkan.

Bagaimana aku bisa membecimu
jika perasaan sayang ini melebihi perasaan benciku terhadapmu
Malam dalam kegiatan kampus itu sungguh mengubah hidupku seolah suram yang pernah datang sudah terkikiskan oleh bahagia yang sudah mulai singgah, aku sunggu merasakan kesenangan yang berlebih bahkan aku seolah telah hidup kembali aku tak menyangka akan seperti ini dan sungguh perkiraan memang tidak selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Malam itu menjadi kisah bahagia dalam hidupku karenaku mampu merasakan pengalihan rasa yang begitu cepat yang awalnya aku membecinya langsung berubah menjadi kumencintainya, begitu cepat memang perasaan itu berubah bukan karna emosiku yang masih labil hanya saja dia memang wanita yang mengejutkan bagiku, dia mampu menjadikanku apa saja yang dia mau, dia mampu membuatku jatuh dalam sekejap dia pula mampu menjadikanku raja dalam sekejap pula, dia adalah bahagiaku dia pula mampu untuk menjadi kesensaraanku, aku sangat mencintainya, dia sekarang adalah perempuanku.
Lepas daari kegiatan ddikampus malam itu, aku sempat mangajak Adelia untuk pulang bareng denganku, yang dimana pada saat perjalanan pulang aku menceritakan semua tentanku yang dulu sempat kecewa karnanya, aku mencereitakan semuanya, semua perasaanku yang sudah pernah direnggut olehnya, yang pernah di hancurkannya dan dikecewakan pula oleh kenyataan hidupnya, dan diapun meminta maaf kepadaku, dan akupun memaafkannya, yang tapi bagaimanapun semua ini bukan salahnya, tapi semua ini salahku yang sudah memiliki rasa untuknya, akupun menanyakan banyak tentang orang yang jadi pilihan mamanya itu, dan diapun bercerita banyak tentang laki-laki pilihan mamanya itu.
Sedikit aku herankan bahwa laki-laki yang dipilih oleh mamanya itu adalah laki-laki yang pintar mencari muka, dalam pandanganku dia adalah laki-laki yang suka menjilat atau laki-laki yang memang pintar mencari cela untuk mendapatkan hati seorang ibu yang memiliki anak seorang gadis yaitu Adelia, Adelia bercerita banyak tentang laki-laki itu yang dimana Adelia adalah orang yang lugu dan pandai berdrama pula, diapun menerima semua keputusan mamanya untuk dia dijodohkan dengan laki-laki pilihan mamanya itu, sekalipun dalam hatinya dia harus menangis merintih untuk tidak mau dijodohkan tapi apalah daya dia hanya seorang anak yang ingin berbakti dan nurut kepada kedua orang tuanya, dan akhirnya diapun menjalani hubungan dengan laki laki itu sekalipun semua itu hanya drama menurutnya.
Sedikit cemburu memang saat aku mendengar cerita itu, karna aku mulai berfikir bahwa aku harus membagi Adelia dengan orang lain, mungkin aku bisa selalu bersamanya saat dalam perkuliahan dan saat dia masih dikota ini, tapi aku harus melepaskannya saat libur panjang telah hadir dan diapun harus pulang untuk berjumpa dengan keluarganya dirumah dan bertemu pula dengan laki laki yang dijodohkan dengannya, saat dia pulang aku tidak boleh menghubunginya terkecuali dia dahulu yang menghubungi itu perjanjian yang dia buat saat bersamaku waktu itu, dan akupun menerima permintaannya sekalipun sungguh hati ini tidak menginginkannya.
Sempat aku tidak mau dengan keinginannya tersebut, tapi dengan kejjelasan yang dia jelaskan tentang dimana saat aku menghubungi dan laki-laki itu tau, laki-laki itu akan mengadu kepada mamanya Adelia yang dampaknya adalah Adelia akan menangis dikarnakan dimaraah oleh mamanya karna Adelia telah mengeceawakan laki-laki pilihan mamanya tersebut, aku sedikit dibingunkan juga oleh cerita itu, bagaimana aku tidak bingun mama Adelia bisa lebiih sayang dengan laki-laki itu daripada kepada Adelia anak kandungnya sendiri.
Tidak pernah sebelumya aku bayangkan aku bisa mencintai seorang wanita yang memang untuk jodohnya sudah ditentukan oleh mamanya, seolah aku sudah tidak bisa melihat wanita lain dalam pandangan mataku, dan Adelia adalah nama wanita yang aku lihat itu.

aku seperti baru melihat wanita untuk pertama kalinya
Dengan berbagai masalah yang aku hadapi bersamanya, dengan semua ketergantungan hubunganku dengannya aku siapkan hati da diri ini untuk menemaninya saat dimana aku harus maju dan mempertahankannya,Adelia sudah ku anggap sebagai permaisyuri tunggal yang mampu menghuni singgasana cinta dalam kerajaanku cintaku, dia adalah wanita satu satunya yang sangat aku kagumi setelah ibuku, aku seperti sudah tidak bisa menghilangkan focus pandanganku untuk memantaunya dalam setiap waktu dan aktifitasnya, semupa pandanganku hanya tertuju kepadanya.
Sampai pada mimpipun aku menginginkan untuk bisa bertemu dengannya, banyak dari temanku yang mengatakan bahwa rasa yang aku miliki terhadap Adelia adalah rasa yang berlebihan, karena sebagian dari tamanku beranggapan bahwa dalam usia kita ini masih belum saatnya untuk memiliki rasa seperti yang aku miliki untuk Adelia kekasihku, ketakutan semua temanku hamper semuanya sama bahwa mereka takutkan bila aku terlalu memiliki rasa yang berlebih di dalam fase fase pacaran nanti disaat putus akan meninggalkan bekas luka yang teramat dalam, seperti itu anggapan mereka terhadap rasa yang aku miliki kepada Adelia, aku tidak begitu membuat pusing anggapan teman temanku karena kita memang memiliki latar belakang yang berbeda dan sebelumnya aku memang sudah mempersiapkan bila mana nanti akan ada cerita menyakitkan dalam hubunganku dengan Adelia.
Aku memang tidak begitu suka bila hubunganku diikut campuri oleh orang lain sekalipun itu temanku, dikarenakan aku memang memiliki cara sendili untuk menjalani hubunganku dengan Adelia kekasihku.dan akupun tidak takut bila nanti aku akan tersakiti oleh rasaku sendiri karena aku yankin aku pasti akan bisamenghadapi masalah tersakiti itu nanti. Aku juga sangat yakin bahwa hubunganku ini akan bahagia dan baik baik saja malah aku sangat yakin bahwa hubunganku ini akan berlangsung menjadi hubungan yang sangat lama sekalipun ada beberapa masalah yang fatal bila nanti waktunya akan terjadi.
Adelia dan aku memeliki cara sendiri untuk menjalin hubungan menjadi harmonis, kami bisa mencari kebahagiaan yang mmungkin jarang orang melakukan hal yang sama seperti yang kami lakukan untuk mencari kebahagiaan, kami sangat menikmati hubungan kami, tapi disisi lain kami sangat ditakuti bilama nanti libur perkuliahan datang dan Adelia harus pulang nanti, tapi nanti biarlah nanti karna kami sudah terlalu sibuk untuk mengurusi kebahagiaan kami untuk saat ini.
Dengan Adelia aku seolah sudah tidak memiliki hasrat lagi untuk mencoba mencari wanita lain selain dia, aku sudah terlalu nyaman dengannya, aku juga sangat merasa hidup bila saat bersamanya dan aku hanya bisa melihatnya sebagai wanita yang satu satuny yang memiliki kisah kasih yang sama denganku, benyak keselerasian yang kita miliki, dalam segi makanan, jalan-jalan, baju, bahkan kami sama sama meliki kelakuan konyol yang hampir hanya kita berdua yang mengetahuinya.
Adelia adalah kesempurnaan yang ku miliki dan dia juga adalah awanita yang mampu menjadi ketakutanku nanti bila dia harus pergi meninggalkanku, aku sangat mencintainya dan dialah Adelia perempuanku.



Cinta hanya dapat berdiri saat dimana kau benar benar jatuh
Dan matamu akan menipumu sekalipun duri mawar itu melukaimu
Hubungan yang sudah berjalan lama dengan segala macam permasalahan yang pasti tidak bisa di hindari begitulah hubunganku dengan Adelia, pernah ada satu masalah yang dimana masalah itu sangat tidak aku inginkan di dalam hubungan ini, masalah yang berwal dari Adelia yang sudah mulai longgar menjalani hubungan ini, seiring dengan berjalannya waktu, tidak kuherankan bahwa cintapun bisa kadaluarsa sekalipun awal itu di jalin dengan komitmen yang dibuat dengan kesepakatan bersama, dan untuk masalah seperti ini aku pasti bukanlah orang satu-satunya yang mengalami, karena aku yakin diluar sanapun pasti banyak yang mengalami masalah seperti apa yang aku alami, di mana cinta sudah mulai menemukan titik jenuh, dan sudah mulai membutuhkan pembaruan dalam cinta itu,
Adelia sudahlah merasakan rasa itu, dia mulai sedikit terhempas dan sudah jarang pula kita melakukan aktifitas bersama seperti saat satu bulan pacaran kita yang lalu, aku mulai mencari solusi untuk masalahku ini sadarku tentang hidup pasti mempunyai masalah meyakinkanku bahwa masalah seperti ini memang sudah semestinya terjadi dalam kehubunganku, akupun mulai meminta penjelasan dari Adelia, tentang apa yang sudah membuatnya jenuh dalam menjalani hubungan ini, akupun mengajaknya keluar untuk kesekian kalinya, tujuanku keluar dengannya adalah ketempat dimana aku mengajaknya ketempat awal aku jalan bareng dengannya.
Dan sampailah kami di tempat itu, akupun langsung mengajaknya kekaffe yang pernah dulu kami duduki bareng, keinginanku mengajaknya ketempat awal kami jalan bareng semata mata aku hanya ingin dia mengingat awal kita pernah berjala bareng dulu di tempat ini, aku ingin mengingatkannya bahwa dulu saat pertama kali kita baru bertemu dan mau untuk keluar bersama sangat banyak sekalli kecanggungan waktu masa itu, aku ingin sekali dia membandingkan waktu dulu saat dia masih baru mengenalku dan saat ini saat dia sudah menjalin hubungan lama denganku, hampir sama persis kecanggungan yang dia tampilkan dalam hadapanku sekarang ini,

No comments:

Post a Comment

Kisah romantis || cerita tentang dia